Pada satu ketika di zaman Makkah, Nabi s.a.w telah membuat ucapan yang sangat mudah difahami dan jelas utk mengajak kaumnya kepada Islam. Pendengarnya kebanyakannya adalah orang kafir Quraish. Lantaran respond kasar Abu Lahab terhadap ucapan ini, maka dia telah dicela dengan turunnya Surah al Masad.
“Wahai orang-orang Quraisy, korbankanlah diri-diri kalian karena Allah! Selamatkanlah diri-diri kalian dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa memberikan mudharat kepada kalian dan tidak pula manfaat, serta aku tidak bisa menolong kalian sedikitpun dari (keputusan) Allah! Wahai Bani Ka’ab bin Luay, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa memberi mudharat dan tidak pula manfaat! Wahai Bani Ka’ab bin Murrah, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Wahai Bani Qushay, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa memberikan mudharat dan tidak pula manfaat! Wahai bani ‘Abdu Syams, selamatkanlah diri-diri kalian dari api neraka! Wahai bani Abdu Manaf, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa memberikan mudharat dan tidak pula manfaat! Wahai bani Hasyim, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Wahai bani ‘Abdul Muthalib, selamatkan diri-diri kalian dari api neraka! Sesungguhnya aku tidak bisa memberikan mudharat dan tidak pula manfaat, serta aku tidak bisa menolong kalian sedikitpun dari (keputusan) Allah! Mintalah kepadaku dari hartaku sebanyak yang kalian suka, namun aku tidak bisa menolong kalian sedikitpun dari (keputusan) Allah! Wahai ‘Abbas bin ‘Abdul Muthalib, aku tidak bisa menolongmu sedikitpun dari (keputusan) Allah! Wahai Shafiyyah bintu ‘Abdil Muththalib (bibi Rasulullah), aku tidak bisa menolongmu sedikitpun dari (keputusan) Allah! Wahai Fatimah bintu Muhammad Rasulullah mintalah kepadaku dari hartaku sebanyak apa yang engkau mau, selamatkan dirimu dari api neraka, aku tidak bisa menolongmu sedikitpun dari (keputusan) Allah! Karena kalian memiliki hubungan silaturahmi maka akan aku basahi dengan airnya (maksudnya akan aku sambung hubungan silaturahmi tersebut sesuai haknya)."
Saya cuba membayangkan apakah umat Islam hari ini mampu memaklumkan kepada golongan musyrikin tentang ancaman neraka Allah terhadap golongan kafir dan balasan syurga kepada golongan beriman sepertimana ucapan Rasulullah kepada kaumnya?..
Atau mungkin berbicara tentang jika beriman masuk syurga dan jika syirik masuk neraka dikira 'extremist' dan tidak menghormati perasaan non muslim dari agama lain?
Apakah jika ada Rasulullah pada hari ini dan baginda menyampaikan ucapan yang serupa, adakah dianggap 'extremist' dan tidak menjaga hati orang lain dengan ucapan sebegitu?
Agak menarik untuk dikaji approach dakwah Rasulullah pada fasa Makkah ini dan realiti umat Islam pada hari ini.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan